Saturday, December 29, 2007

An Aviation Blacklist that Cuts Two Ways

An Aviation Blacklist that Cuts Two Ways
Indonesian Airlines Urged to Avoid Purchasing or Chartering European Aircraft.

(12/22/2007) The Indonesian Department of Transportation is urging national airlines to purchase and charter aircraft from non-European sources as a response to the continuing "blacklisting" of Indonesia airlines by the EU.Quoted in Bisnis Indonesia, the Director General of Civil Aviation, Budhi Muliawan Suyitno, said this suggestion has been forwarded to local airlines, reminding Indonesian air operators that the cost of securing European aircraft will increase following the withdrawal of Indonesian airworthiness inspectors from the EU.That withdrawal, a retaliatory step by the Indonesian government to the EU ban, means that flight approval for European aircraft (e.g. Airbus and ATR) chartered or purchased by Indonesian airlines must now be carried out in Indonesia at an estimated additional cost of US$200,000 per aircraft.

While the withdrawal of Indonesian aviation inspectors from Europe will not cause a loss to the Indonesian government, it will be potentially expensive for Indonesian airlines flying European aircraft. Budhi suggested that such losses can be minimized by Indonesian airlines seeking aircraft in other markets. While this may prove complicated for Indonesian carriers who have purchased EU aircraft, Budhi contends that lease contracts are more easily terminated.While Indonesia continues its massive efforts to improve aviation safety, the next aviation audit team from the EU is expected in Indonesia on January 20, 2008. On the agenda for that meeting is a review of Indonesian aircraft operations and talks to achieve a shared perception on safety standards.As part of its tougher stance towards EU aviation policy, Indonesia is now placing greater safety scrutiny on EU carriers, such an KLM and Lufthansa, who fly to Indonesia.Mandala Facing Higher CostsMandala Airline told Bisnis Indonesia that the change in inspection rules necessitate expensive "double" registration and inspections of their new Airbus aircraft.

The aircraft must now be delivered with European registration upon hand-over at the Airbus factory in Toulouse, France and then flown to Indonesia for re-registration and an additional inspection process.Despite current difficulties surrounding securing European aircraft, Mandala's CEO Warwick Brady told the Jakarta Post that down payments have been made and his airline was compelled to proceed with its purchase of 30 Airbus A320 aircraft.Brady said: "We support the government in that they need to find a resolution... However, we cannot cancel the purchase agreement, or we will suffer losses on our down payment.

"There is a practical aspect to the current imbroglio tied to the EU "blacklisting" of Indonesian registered aircraft, not entirely attributable to any degree of umbrage felt by the Indonesian towards any officials EU rulings. The current ban does not allow Indonesian registered aircraft to fly within European airspace. Thus, if an Indonesian company purchases an Airbus and, as they have in the past, provided the aircraft with an Indonesian registry at "point of purchase" then that aircraft would not be legally able to fly out of European airspace for eventual delivery to Indonesia.In a similar vein, President Susilo Bambang Yudhoyono has vowed not to undertake a visit to Europe until the current blacklisting of Indonesian aircraft is lifted. While special exemptions would likely be granted to the Garuda Indonesia aircraft that would fly the Indonesian President to Europe, the President is taking a principled stand and refusing to fly to Europe in the current situation in which Indonesian registered aircraft are "blacklisted" in European air space.

© Bali Discovery Tours. Articles may be quoted and reproduced if attributed to http://www.balidiscovery.com.

Saturday, December 15, 2007

VISIT INDONESIA YEAR 2008


ENJOY VISIT INDONESIA EVERY YEAR ....

Friday, December 14, 2007

PREDIKSI ANTHURIUM KE DEPAN

PREDIKSI ANTHURIUM KE DEPAN

Banyak para pemain mulai bertanya-tanya tentang kelangsungan bisnis anthurium untuk tahun depan, dengan banyaknya ulasan media massa ataupun internet yang mulai melihat geliat pasar yang sedikit menurun. Penyebab menurunnya minat pasar Anthurium sudah saya jelaskan di posting saya “TREND PASAR YANG MEMBINGUNGKAN” yang mungkin sedikit mewakili beberapa fakta yang melatarbelakangi kelesuan pasar Anthurium. Sebenarnya ada beberapa hal yang bisa dijadikan acuan dan pedoman untuk lebih menguatkan mental kita untuk tetap menggeluti bisnis ini :

1.Banyak fakta yang diungkapkan tentang jual beli yang mulai sepi, tetapi bisa dilihat harga Anthurium tidak ada yang turun, apalagi jenis jenmanii yang cenderung semakin mahal. Jika ada yang menjual dengan harga jauh dibawah pasar ada beberapa kemungkinan antara lain : segelintir pedagang dan petani yang punya banyak stock menjual dengan menurunkan patokan harga berharap sirkulasi keuangan tetap berjalan sesuai ilmu dasar perdagangan. Ada juga dengan penipuan jenis Anthurium, contoh : karena varian warna mulai diminati hobiis, banyak yang melakukan penipuan demi keuntungan lebih besar, hokeri hijau dijual hokeri merah atau hitam, hokeri merah dijual black beauty/selvet, garuda hijau dijual garuda merah, atau jenis hokeri jenis biasa dijual dengan nama yang lebih bagus harganya !.

2.Budidaya atau perbanyakan Anthurium sangat lambat dan lebih sulit dari jenis Tanaman hias lain, Arus impor besar-besaran juga mulai berkurang dengan harga di negara lain yang juga mulai naik karena mereka selalu memantau harga Anthurium di Indonesia yang memang tertinggi di dunia. Belum lagi adanya peraturan ketat yang membatasi arus pengiriman tanaman dari luar negeri karena dikhawatirkan timbulnya penyakit/hama baru yang masuk di indonesia. Dan yang pasti Varian anthurium di Indonesia lebih banyak dan selalu berkembang dengan maraknya penyilangan untuk memunculkan jenis baru dan berkualitas.

3.Tingkat Konsumtif Masyarakat yang mengalami siklus menurun pada bulan September-Desember yang memang selalu terjadi dalam dunia perdagangan di Indonesia. Adanya Hari Lebaran, Natal dan Tahun baru ( Tutup Buku bagi Perusahaan ) otomatis meningkatnya kebutuhan seseorang atau perusahaan dengan membengkaknya anggaran belanja keuangan.

4.Dalam bisnis ini sudah banyak sekali para pemodal besar yang ikut bermain, mereka berinvestasi ratusan juta untuk memborong indukan ataupun jenis-jenis langka. Pastilah mereka punya analisa dan rencana jangka panjang untuk meraih keuntungan yang lebih besar. Mereka mampu untuk menahan barang untuk tidak dijual, malah selalu membeli dalam jumlah besar ketika para pemain kecil merasa khawatir dan resah lalu mulai membanting harga. Mereka yang bermain bisa mengatur dan mengendalikan pasar, dan propaganda atau isu tentang kelesuan pasar juga bagian dari strategy market Anthurium.

5.Belum ada jenis tanaman hias yang bisa menggantikan Anthurium dalam sisi bisnis dan market yang mengglobal. Aglaonema, Adenium, Sanseivera, apalagi Senthe yang sangat mudah sekali didapatkan di hutan-hutan dan pedesaan, belum lagi budidaya yang sangat mudah dan cepat.Jadi mengapa kita harus takut dan khawatir?

Geliat Anthurium akan mulai bulan Februari 2008 dan anda harus siap menyongsongnya !

Sumber: http://dk-breakthrough.blogspot.com/2007/11/prediksi-anthurium-ke-depan.html

Thursday, December 13, 2007

Analisis Pasar Anthurium oleh Rhenald Kasali PhD

Rhenald Kasali PhD: Siapa Konsumen Akhir?

Selasa, 04 Desember 2007 19:17:09



Rumah di ujung jalan itu terlihat asri. Caladium dan anthurium bunga tertata rapi di halaman depan rumah. Kesejukan menyambut saat menjejakkan kaki di rumah di Pondokgede, Bekasi, itu. 'Mari ikut saya,' ujar Rhenald Kasali PhD, sang pemilik rumah. Pakar pemasaran ternama itu mengajak ke halaman belakang. Tanaman ini ya yang sedang ngetren, ujarnya setengah bertanya seraya menunjuk anthurium wave of love setinggi 1,5 m. Semula gelombang cinta itu diletakkan di halaman depan, tetapi karena banyak orang mengincar, Rhenald memindahkannya ke belakang. Gelombang cinta itu dipelihara sejak 5 tahun silam. Harganya ketika itu Rp75.000. Ketua Program Magister Manajemen Universitas Indonesia itu tak menyangka anthurium kini populer di tengah masyarakat. Harga Anthurium jenmanii menembus angka hingga ratusan juta rupiah. Di Karanganyar, Jawa Tengah, salah satu sentra, perputaran uang di satu pekebun mencapai Rp30-juta per hari. Popularitas anthurium pun turut mendongkrak harga biji hingga mencapai ratusan ribu rupiah. Harga tanaman induk dinilai dari jumlah tongkol yang menggendong biji. Pendek kata, banyak pebisnis anthurium mendadak bergelimang rupiah. Keuntungan menggiurkan mendorong orang-orang membenamkan modal. Kepada Imam Wiguna, wartawan Trubus, Rhenald Kasali memaparkan pandangannya tentang bisnis anthurium dari kacamata pemasaran. Berikut petikan wawancara pada 17 November 2007.

Apa yang memicu fenomena anthurium seperti sekarang?

Sekarang ini kita memasuki era the dream society. Pada era seperti itu, masyarakat membeli sesuatu karena cerita di balik produk itu. Jadi, apa pun produknya kalau bisa dibikin cerita dan itu menjadi histeria massa, maka menjadi suatu yang populer. Dalam pemasaran, ada yang disebut pop marketing. Fenomena pop marketing seperti kasus Inul Daratista. Popularitasnya mencuat setelah ditekan raja dangdut sehingga orang-orang bersimpati. Pamornya menjadi naik, tapi kemudian hilang. Fenomena itu cuma sesaat. Jadi bukan karena Inul nyanyinya bagus, tetapi karena cerita tentang dirinya yang menarik. Cerita bahwa Inul teraniaya, orang bersimpati, goyangnya ngebor, dan punya keistemewaan tertentu yang berbeda dengan yang lain. Kalau cerita itu bisa diperoleh, akan menjadi hit. Tapi umurnya ada yang panjang, ada juga yang pendek.

Adakah contoh yang berumur panjang?

Yang berumur panjang biasanya pariwisata, karena memang dipelihara. Misalnya Danau Loch Ree di Irlandia Utara, yang dipercaya dihuni monster. Padahal itu hanya gejala alam. Yang seperti itu umurnya panjang, selama bisa melestarikan gejala alam itu. Contoh lain, cerita tentang batu gantung di Danau Toba.

Bagaimana dengan anthurium?

Pada tanaman atau pun ikan hias, biasanya umurnya pendek. Yang agak panjang umurnya barangkali ikan arwana karena sulit membudidayakannya. Kalau mudah, juga akan cepat hilang. Fenomena anthurium juga disebabkan cerita yang dibuat seputar tanaman hias itu. Dalam hal ini media punya peranan karena memotret kondisi masyarakat dan histeria orang-orang terhadap tanaman itu. Begitu juga pameran-pameran tanaman hias yang sekarang ini selalu ramai pengunjung.

Adakah komoditas lain yang mengalami fenomena seperti itu?

Masih ingat soal cacing? Itu juga kan cuma sebentar. Komoditas pertanian kalau kelebihan pasokan, harga jatuh. Apalagi kalau dia mudah dibudidayakan dan diperbanyak. Menurut pengalaman saya, anthurium itu mudah. Cuma perlu waktu saja. Saya sudah 5 tahun pelihara anthurium. Bertahun-tahun saya simpan di depan ngga ada yang melirik. Dulu saya beli cuma Rp75.000. Saya lihat memang bagus. Saya suka tanaman yang tidak dimiliki orang banyak. Pada kasus cacing masalahnya adalah tidak ada end user. Saya takut anthurium juga begitu. Waktu itu saya beli bukan karena mahal, tetapi karena lagi murah. Harga Rp75.000 waktu itu masih cukup mahal. Dengan harga Rp20-juta-Rp200-juta, saya curiga tidak ada end user-nya. Pada saat cacing sedang ramai dulu, saya pernah tanya seorang peternak, buat apa? Katanya bagus buat kosmetik. Ternyata ketika saya telusuri, pasar yang benar-benar untuk kosmetik itu tidak pernah ditemukan. Saya khawatir pada anthurium juga terjadi pasar imajiner. Orang beli tanaman hanya untuk dijual lagi dengan harga lebih tinggi. Jadi pasarnya pedagang kan? Bukan konsumen? Produk yang pasaran, harganya pasti tidak akan tinggi. Contoh mobil Toyota. Begitu Toyota Kijang semua orang bisa beli, harganya sekitar Rp100- juta- Rp250-juta. Ia ngga bisa dijual dengan harga Rp500-juta. Harga setinggi itu sudah masuk kelas mewah seperti Crown, Lexus, BMW, Volvo, Audi, dan jumlahnya sedikit. Masyarakat memandang anthurium dan tanaman hias lain sebagai peluang usaha.

Apakah dengan fenomena seperti itu, tanaman hias merupakan lahan investasi yang baik?

Tanaman hias merupakan komoditas yang sudah menjadi kebutuhan. Popularitas aglaonema atau anthurium adalah perkembangan baik. Lonjakan yang di-push menjadi letupan-letupan menunjukkan bahwa tanaman hias menjadi industri yang dibutuhkan masyarakat. Nah, kalau untuk investasi, tergantung bidang usaha yang akan digeluti. Apakah mau jadi pembudidaya, pedagang kecil, pengumpul, atau membuka pelatihan? Orang harus memilih menjadi pelaku usaha yang mana. Kecuali Anda memiliki reputasi tertentu sehingga orang datang dengan sendirinya untuk membeli tanaman.

Menurut Anda, bidang usaha apa yang paling menguntungkan?

Dalam hal ini yang menguntungkan adalah menjadi pedagang. Sebab, ia hanya menentukan harga beli dan harga jual. Pedagang itu bisa mengendus pasar. Kalau terjun di budidaya, seringkali tidak menguasai informasi pasar. Ia hanya tahu hubungannya dengan pedagang. Petani kadang-kadang tidak tahu informasi pasar yang benar sehingga mudah tertipu. Begitu harga tinggi, baru membudidayakan. Padahal rumus pengusaha, beli di saat murah, jual ketika harga tinggi. Terkadang petani bertindak sebaliknya, membeli di saat harga tinggi karena ada histeria massa. Begitu menjual harga sudah turun. Saya dengar dari rekan yang bermain tanaman, ada importir yang mendatangkan anthurium secara besar-besaran dari Thailand dan menjualnya dengan harga murah. Akibatnya, harga anthurium di tanahair jatuh. Pada kondisi seperti ini, siapa yang untung? Pedagang kan? Kalau jadi petani, jangan hanya memasok ke toko-toko. Dalam bisnis di dream society, jangan cari uang, tapi bangunlah brand image (citra merek, red). Jika image tertanam, ia akan menjadi pencipta isu, momentum, dan sumber berita. Semua orang akan bertanya ke dia karena ia telah menjadi pakar. Berapa pun produk yang ia jual akan dibeli orang. Tapi kalau jadi follower, tidak bisa seperti itu.

Bagaimana mempertahankan bisnis yang berdasarkan tren?

Ini kan fenomena pop marketing. Kalau fenomena pemasaran yang biasa, suatu produk melalui siklus produk yang panjang. Pada pop marketing, dalam siklusnya terdapat gejolak-gejolak. Trennya sangat pendek, cuma 2-3 tahun. Suatu produk yang terlalu dipacu agar cepat melejit di pasaran, akan cepat hilang juga. Untuk mempertahankannya cukup sulit. Yang bisa dilakukan adalah mengambil keuntungan sesaat. Selalu membeli pada saat harga akan naik. Begitu menjadi berita besar, lepas semua produk dan beralih ke komoditas lain. Ikuti saja tren. Jika ingin aman, main di produk yang abadi. Yang abadi itu harganya murah, konstan, tetapi yang beli ada terus. Apakah harus selalu menghadirkan yang terbaru untuk melanggengkan tren? Masalahnya satu orang pemain tidak dapat mendikte pasar. Harus ada konsensus dalam pasar. Konsensus dibentuk oleh berbagai hal. Misalnya namanya antik apa tidak. Contoh, kenapa wave of love berkembang? Karena kata wave of love itu menarik. Nama aslinya kan anthurium. Tetapi begitu diganti gelombang cinta karena daunnya bergelombang, lalu menjadi wave of love, orang menjadi wah…! Bisa menjadi cerita. Jadi dengan memberikan nama yang khas, pemiliknya hanya sedikit, dan media mempublikasikannya, timbullah histeria massa. Lalu orang tertarik untuk berinvestasi. Terjadilah kejutan. Kalau ada komoditas yang seperti itu, bisa. Tapi lagi-lagi masuklah ketika harga masih rendah. Begitu mencapai puncak, segera lepas produk karena masa puncak tidak datang 2 kali. Begitulah pop marketing.

Bila dibandingkan dengan pasar modal, mana yang lebih berisiko?

Pasar modal itu berbeda. Para pelaku pasar modal dapat memantau pasar setiap saat. Pagi ia membeli saham, sore mungkin bisa dijual kembali. Pergerakan harga setiap waktu dapat dipantau. Mereka juga dilindungi oleh undang-undang, lembaga pengawas seperti Bapepam. Anthurium? Kondisinya sebaliknya. Oleh sebab itulah pasar anthurium tidak bisa dikendalikan. Aksi-aksi kecurangan tidak dibatasi undang-undang. Pada prinsipnya, setiap bisnis yang menjanjikan keuntungan besar, juga berisiko besar. Begitu juga anthurium, jadi harus hati-hati.

(sumber: http://www.trubus-online.com)

Kolektor Jenmanii

KOLEKTOR JAKARTA KIAN RAJIN KE FTHJB: Thokolan Jenmanii Masih Misteri

01/12/2007 08:50:45 YOGYA (KR)- Penjual memang punya kewajiban mencerdaskan pembeli, bukan malah membohongi. Ini yang dikedepankan dalam pameran-bursa tanaman hias bertajuk '1st Jogja Flora Contest' yang digawangi Witkoe Event Management, Bunga Anindra Event Organizer, Bullion 99 Nursery di Lapangan MMTC Jl Magelang km 5,9 Yogyakarta. "Panitia meminta kepada seluruh peserta untuk tidak membohongi pembeli, tetapi berkewajiban mencerdaskan pembeli. Misalnya untuk thokolan atau bayi Jenmanii dari biji, peserta disini tidak ada yang berani memberi jaminan Jenmanii A atau B. Berani memberi jaminan bila benar-benar sudah mampu dikenali karakternya, " tutur Panitia 1st Jogja Flora Contest' Rajendra, Tito dan Prima. Di Lapangan MMTC hari ini digelar Kontes Nasional Aglaonema. BAJ Pemburu Anthurium juga dapat mengunjungi 'Bursa Anthurium' di BAJ Jl Bantul km 1 Dongkelan Yogyakarta yang dimotori David 'Kreasi Jogja Promosindo'. Chanabury Nursery menghadirkan beragam varian anthurium. Green Anjani Garden tak mau kalah dengan menampilkan aneka varian Jenmanii. Even yang diikuti 60 nursery dari DIY, Jateng dan Jatim ini benar-benar menawarkan banyak pilihan. FTHJB Sementara itu beberapa kolektor asal Jakarta makin rajin berburu Anthurium di stand-stand yang meramaikan Festival Tanaman Hias Jawa-Bali (FTHJB) yang digelar Yudhistira Production di Gondolayu, Jl Jend Soedirman 38 Yogyakarta. Kalau beberapa waktu lalu, seorang kolektor memborong 11 Anthurium di stand Mata Air, tadi malam datang lagi kolektor mencari beberapa koleksi Jenmanii remaja dan anakan Gelombang Cinta dan Burgundi. "Kolektor dari Jakarta datang menawar Red Dragon asal Filipina dan beberapa Jenmanii remaja termasuk Jenmanii Trisula," kata Bayu, bos Tunggak Semi. Sedang beberapa pehobi tanaman dari Yogya dan sekitarnya nampaknya mulai kembali memburu anakan Aglaonema yang pamornya mulai meningkat lagi. Beberapa jenis Aglaonema yang diminati adalah Prad Sumatera, Anjamani, Legacy, Kocin, Lipstik dan Dona Carmen. (Mdk/Mus)-f

(diambil dari koran Kedaulatan Rakyat, www.koranmerapi.com)

Monday, December 3, 2007

Seeds for Bali

Seeds for Bali
Purchase a Seedling During the UN Climate Change Conference and Create a Forest on Nusa Penida Island.


(From article at www.balidiscovery.com)

(12/1/2007) Visitors to Bali and delegate attending the United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC) between December 3 – 14, 2007 will have the opportunity to purchase trees saplings that will eventually become part of a "new" forest on the barren island of Nusa Penida, located only a few miles from Bali's shores.Seeds for BaliSeeds for Bali is a non-profit program initiated by Bank Danamon Indonesia and co-sponsored by Bali Tourism Development Corporation (BTDC), in partnership with Friends of the National Parks Foundation (FNPF).

The program aims to pilot reforestation efforts on some of the most arid places in Bali, with "seed money" provided by Danamon, BTDC and donations from American Express Card members worldwide.Through the promotion of Seeds for Bali at 3 tented locations in Bali the organizers hope to help accelerate public awareness on the important role of trees and reforestation in the effort to combat global warming. Via the sale of subsidized trees for eventual planting on Nusa Penida, participants will make a real impact on a specific micro-habitat conservation effort, offset their carbon footprint and make a positive contribution to the economy of Bali.Working with Friends of the National Park Foundation (FNPF), a ten hectare block of land at Nusa Penida's Puncak Temu and another plot of equal size at Adegan Village have been chosen to receive the thousands of trees targeted to be sold during the UNFCCC.

The project works to ensure an 80% survival rate of the trees through the end of fifth year by working with local communities who help raise seedlings, prepare ground for planting, establishing catchments systems, undertake site maintenance and ongoing plant care. FNPF, the executor of Seeds for Bali program, estimates the cost of caring for a tree for 5 years is around US$3.30 per plant.

The choice of seedlings is based on a wide range of native species deemed suitable for the extreme conditions existing at the planting area, able to benefit local wildlife and birds, provide an economic benefit to the local community and have a firm connection to local cultural traditions.Among the trees selected for Nusa Penida are sandalwood and mahogany trees with planting scheduled to commence in mid-December. An aerial surveillance program will be employed to track progress and safeguard the new plantings.Donors and interested parties will be able to monitor the project on line at [Friends Nation Park Website.]

Seed for Bali information and purchase booths will be open from December 3-14 in three separate locations: Nusa Dua next to the Bali Eye, Nusa Dua opposite the entrance to Bali Collection and in Kuta in front of the Hard Rock CafĂ©. Trees can also be purchased through the end of December at the Bali Danamon Office (Legian Street) and Rascals (Legian and Kuta Streets).For more information call American Express Merchant Services – Bali Office at ++62-(0)361- 757510/11 or ask your Hotel Concierge.


© Bali Discovery Tours. Articles may be quoted and reproduced if attributed to http://www.balidiscovery.com. All images and graphics are copyright protected.

Tuesday, November 13, 2007

ANTHURIUM BERKUALITAS

Tersedia ose (biji) dan bibit gelombang cinta dan hookery merah.
Tersedia bibit jenmanii 3-4 daun
Bibit black beauty daun1+
Bibit Hookeri hijau
Garuda
Black selvet
Hub. 081 7474 7979 atau email: tribdyn@yahoo.com

Saturday, October 20, 2007



Anthurium Golok


Anthurium Gelombang Cinta


Green Hookeri


Garuda


Pride Sumatra tersedia di nursery kami

Wednesday, June 13, 2007

TERAPI ENAM GELAS AIR
Prof. S Periasamy DIM & D ACC - Bohiraj Vedante Maharish Charity, Kantha Health And Research, Centre Karur 639006, TN India

Tuhan telah memberi kita air yang banyak dan gratis. Tanpa mengeluarkan uang untuk obat-obatan, tablet, suntikan, diagnosa, upah dokter, dll. Hanya minum air minum, penyakit di bawah ini bisa disembuhkan. Anda tak akan percaya sebelum melakukannya. Di bawah ini daftar penyakit yang dapat disembuhkan oleh terapi ini :
1. Sakit Kepala
2. Asma
3. Hosthortobics
4. Darah Tingg
5. Bronchitis
6. Kencing Manis
7. Kurang Darah
8. TBC Paru-paru
9. Penyakit Mata
10. Rematik
11.Radang Otak
12. Pendarahan di Mata & Mata Merah
13. Lumpuh
14. Batu Ginjal
15. Kegemukan
16. Penyakit Saluran Kencing
17. Haid tidak teratur
18. Radang / Sakit persendian
19. Kelebihan Asam Urat
20. L e u k I m I a
21. Radang Selaput Lendir
22. M e n c r e t
23. Kanker Peranakan
24. Gangguan Jantung
25. D I s e n t r I
26. Kanker Payudara
27 . Mabuk, Pusing, Gamang
28. A m b e I e n
29. Radang Tenggorokan
30. Batuk
31. S e m b e l I t

Bagaimana Air Minum itu bekerja?
Meminum air minum biasa dengan metode yang benar, memurnikan tubuh manusia. Hal itu membuat usus besar bekerja dengan lebih efektif dengan cara membentuk darah baru, dalam istilah medis dikenal sebagai aematopaises. Bahwa mucousal fold pada usus besar dan usus kecil diaktifkan oleh metode ini, merupakan fakta yang tak terbantah, seperti teori yang menyatakan bahwa darah segar baru diproduksi oleh mucousal fold ini.

Bila usus bersih, maka gizi makanan yang dimakan beberapa kali dalam sehari akan diserap dan dengan kerja mucousal fold, gizi makanan itu diubah menjadi darah baru. Darah merupakan hal penting dalam menyembuhkan penyakit dan memelihara kesehatan, dan karena itu air hendaknya dikonsumsi dengan teratur.

Bagaimana melakukan terapi ini ?
1. Pagi hari ketika anda baru bangun tidur (bahkan tanpa gosok gigi terlebih dahulu) minumlah 1.5 liter air, yaitu 5 sampai 6 gelas. Lebih baik airnya ditakar dahulu sebanyak 1.5 liter. Ketahuilah bahwa nenek moyang kami menamakan terapi ini sebagai "usha paana chikitsa". Setelah itu anda boleh mencuci muka.
2. Hal sangat penting untuk diketahui bahwa jangan minum atau makan apapun satu jam sebelum dan sesudah minum 1.5 liter air ini.
3. Juga telah diteliti dengan seksama bahwa tidak boleh minum minuman beralkohol pada malam sebelumnya.
4. Bila perlu, gunakanlah air rebus atau air yang sudah disaring.
Apakah Mungkin Minum 1.5 Liter Air Sekaligus?
Untuk permulaan, mungkin akan terasa sulit meminum 1.5 liter air sekaligus, tapi lambat laun akan terbiasa juga. Mula-mula, ketika latihan, anda boleh minum 4 gelas dulu dan sisanya yang 2 gelas diminum dua menit kemudian. Awalnya anda akan buang air kecil 2 sampai 3 kali dalam satu jam, tetapi setelah beberapa lama, akan normal kembali. Menurut penelitian dan pengalaman, penyakit-penyakit berikut diketahui dapat disembuhkan dengan terapi ini dalam waktu seperti tertulis di bawah ini:
@ Sembelit - 1 Hari @ TBC Paru-Paru - 3 Bulan @ Kencing Manis - 7 Hari
@ Asam Urat - 2 Hari @ Tekanan Darah - 4 Minggu @ Kanker - 4 Minggu
Catatan :
Disarankan agar penderita radang/ sakit persendian dan rematik melaksakan terapi ini tiga kali sehari, yaitu pagi, siang, dan malam satu jam sebelum makan - selama satu minggu, setelah itu dua kali sehari sampai penyakitnya sembuh.

Kami harap metoda diatas dibaca dan dipraktekkan dengan seksama. Sebar luaskanlah pesan ini kepada teman-teman, sanak saudara, dan tetangga - karena ini merupakan persembahan pada kemanusiaan. Dengan rahmat Tuhan, setiap orang hendaknya menjalani hidup sehat.